Wednesday, July 16, 2025
HomeUncategorizedHarmoni Spiritualitas dan Sains: Terobosan STAB Bodhi Dharma dan Institut Nalanda dalam...

Harmoni Spiritualitas dan Sains: Terobosan STAB Bodhi Dharma dan Institut Nalanda dalam Dunia Pendidikan dan Medis”

Harmoni Spiritualitas dan Sains: Terobosan STAB Bodhi Dharma dan Institut Nalanda dalam Dunia Pendidikan dan Medis”

 

Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Bodhi Dharma kembali menunjukkan komitmennya sebagai lembaga pendidikan Buddhis yang progresif dan responsif terhadap isu-isu kontemporer. Bekerja sama dengan Institut Nalanda, STAB Bodhi Dharma menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Mengintegrasikan Tradisi dengan Inovasi: Seminar Bisnis Chinese Medicine Modern dan Sehat Jiwa ala Buddha Dharma”, yang berlangsung di Ruang Serbaguna Lantai GM, Kampus STAB Bodhi Dharma.

Acara ini berlangsung dari pukul 13.00 hingga 16.30 WIB dan dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, akademisi, praktisi kesehatan, hingga pemuka agama Buddha. Antusiasme peserta menunjukkan bahwa sinergi antara spiritualitas dan sains adalah tema yang sangat relevan dan dibutuhkan saat ini.

Penandatanganan Nota Kesepahaman

Mengawali kegiatan, dilangsungkan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara STAB Bodhi Dharma, Institut Nalanda, dan STIE PMCI, sebagai wujud komitmen kolaboratif dalam membangun pendidikan tinggi berbasis spiritualitas, teknologi, dan sosial kewirausahaan. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat jejaring akademik antar institusi, sekaligus memperluas dampak sosial dari pendidikan Buddhis di Indonesia.

Paparan Keynote Speaker

Seminar dipandu oleh moderator Nishari Manosmitta, S.S.. Dalam sesi keynote pertama, Dr. Sutrisno, S.IP., M.Si., Rektor Institut Nalanda, menyoroti perkembangan pesat pasar Chinese Medicine yang diperkirakan meningkat dari USD 65 miliar (2023) menjadi lebih dari USD 139 miliar pada 2034, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7,2%. Beliau menekankan bahwa peluang ini tidak semata bernilai ekonomi, tetapi juga membuka ruang untuk mengembangkan pendekatan kesehatan holistik yang selaras dengan nilai-nilai etika Buddhis.

Dr. Sutrisno juga mengulas kiprah internasional Institut Nalanda, termasuk kerja sama dengan Chengdu TCM University dan Jiangxi University di Tiongkok. Menurutnya, penguatan pendidikan berbasis spiritualitas seperti yang dikembangkan oleh STAB Bodhi Dharma merupakan fondasi penting dalam menciptakan pendidikan yang berdampak lintas batas dan lintas generasi.

Keynote kedua disampaikan oleh Panir Selwen, S.E., M.Pd., yang mengangkat pentingnya integrasi antara tradisi spiritual Buddha dan inovasi di era digital. Beliau menekankan bahwa kesehatan sejati tidak hanya menyangkut jasmani, tetapi juga kesehatan batin yang mencakup ketenangan pikiran, kesadaran diri, serta kemampuan menghadapi penderitaan dengan welas asih.

Mengutip Majjhima Nikāya dan Anguttara Nikāya, Panir menjelaskan bahwa sehat jiwa ala Buddha Dharma merupakan kombinasi antara moralitas, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Ia juga menyoroti perlunya pengembangan kurikulum Dhamma yang menyatu dengan teknologi, moralitas, dan kewirausahaan etis, sesuai visi STAB Bodhi Dharma sebagai pusat pembelajaran Buddhis yang inovatif dan transformatif.

Narasumber dan Materi Kesehatan Tradisional

Sesi pertama menghadirkan Sinshe Ir. Hilman Rama Pratama, S.Ud., pendiri BSM Indonesia dan PPIKERTI, yang mengulas pengalaman praktis membangun bisnis Chinese Medicine di Indonesia. Ia menekankan pentingnya menjaga etika pelayanan, kualitas herbal, serta integrasi spiritualitas dalam praktik kesehatan. “Pengobatan bukan sekadar bisnis, melainkan bentuk pelayanan penuh welas asih,” tegasnya.

Sesi berikutnya diisi oleh Mina Wongso, S.Psi., M.Psi., Ketua STAB Bodhi Dharma, dengan topik “Kesehatan Jiwa dalam Perspektif Ajaran Buddha.” Ia memaparkan data bahwa lebih dari 12 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan mental, seperti kecemasan, depresi, dan insomnia. Beliau menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan mengalami gangguan psikologis akibat tekanan hormonal, sosial, dan budaya.

Dalam konteks Buddhis, pendekatan-pendekatan seperti:

  • Penerapan Pancasila Buddhis sebagai dasar hubungan sosial yang sehat,
  • Latihan Meditasi Metta Bhavana untuk mengatasi stres,
  • Mindful Eating dan Puasa Berkala ala Bhikkhu sebagai cara mengatur pola makan dan stabilisasi emosi,

telah terbukti efektif secara psikospiritual dan dapat menjadi solusi alternatif dalam menghadapi krisis kesehatan mental saat ini.

Penutupan dan Harapan

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, refleksi bersama, serta pembagian sertifikat. Para peserta mengapresiasi pendekatan unik seminar ini yang berhasil menyatukan nilai-nilai spiritualitas Buddha dengan inovasi kontemporer, membuktikan bahwa pendidikan Buddhis memiliki kontribusi penting dalam merespon tantangan zaman.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh para Dosen dan Mahasiswa STAB Bodhi Dharma, Pengurus Institut Nalanda, Kaprodi dan Mahasiswa STIE PMCI, Pengurus organisasi Buddhis, serta tamu undangan lainnya. Seminar ini diharapkan menjadi awal dari kolaborasi berkelanjutan untuk membangun kehidupan yang sehat, bermakna, dan tercerahkan—baik di tingkat individu, komunitas, maupun nasional.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments